Blogger templates

Selasa, 01 Mei 2012

Routing

Routing sendiri adalah sebuah proses yang berguna untuk meneruskan paket-paket dari sebuah jaringan ke jaringan lainnya, dan biasanya routing ini dilakukan dengan menggunakan router. Pada tulisan ini saya tidak akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan dari router Cisco, namun saya akan membahas bagaimana cara melakukan static routing dan dinamic routing dalam router Cisco, di mana untuk dinamic routing saya akan menggunakan protokol EIGRP (EIGRP akan dijelaskan nanti). Namun sebelum saya menjelaskan bagaimana melakukan konfigurasi static dan dinamic routing pada router Cisco ada baiknya saya sedikit memaparkan pengertian static dan dinamic routing serta kelebihan dan kekurangannya.
  1. Static routing adalah di mana seorang administrator melakukan routing secara manual. Mendefenisikan setiap network yang akan dihubungkan pada router-router yang akan digunakan.
  2. Dinamic routing adalah dimana administrator hanya melakukan sedikit konfigurasi (bisa dikatakan hanya mengaktifkan rule dinamic routing) pada setiap router yang akan dikomunikasikan, dan untuk kemudian router-router tersebut otomatis akan mendefenisikan network-network yang terhubung.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari static dan dinamic routing adalah sebagai berikut.
  1. Konfigurasi static routing memiliki kompleksitas yang bergantung pada jumlah network yang terhubung, sedangkan dinamic routing tidak, baik besar maupun kecil jumlah network yang akan dihubungkan, konfigurasi pada dinamic routing tetap sederhana.
  2. Jika terjadi pengubahan topologi, maka konfigurasi pada static routing (routing table) harus ditambah, dikurangi atau bahkan harus diubah keseluruhan, sedangkan pada dinamic routing tidak perlu adanya pengubahan pada konfigurasi routing (routing table).
  3. Static routing biasa digunakan pada jaringan dengan skala menengah kebawah, sedangkan dinamic routing biasa digunakan untuk jaringan sekala besar.
  4. Static routing memiliki tingkat keamanan yang baik, sedangkan dinamic routing tidak, karena jika ada seseorang yang menambakan sebuah router di dalam jaringan tersebut, maka router tersebut akan bisa langsung terkoneksi, dan hal itu bisa berbahaya.
  5. Static routing menggunakan sumber daya yang sedikit, baik itu processor, memori, maupun bandwidth, sedangkan dinamic routing menggunakan sumber daya lebih banyak.
Setelah mengerti pengertian, kelebihan dan kekurangan dari static dan dinamic routing, berikutnya akan saya paparkan contoh penerapan dari static dan dinamic routing menggunakan router Cisco. Pada tutorial ini saya menggunakan software Packet Tracert 



Secara umum terdapat 3 jenis routing :

  • Directly Routing, paket dikirimkan dari satu router ke router lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui gateway.

  • Dynamic Routing, Routing ini menggunakan protokol routing yang dapat menentukan sendiri route berdasarkan situasi dan kondisi setiap saat. Dynamic routing cocok digunakan untuk network yang memiliki banyak rute/jalur.
  • Static Routing, Routing ini memerlukan campur tangan network administrator dalam penentuan route. Static routing cocok untuk kondisi network yang hanya memiliki sebuah rute/jalur.

Disini kita akan mencoba mensimulasikan 3 jenis routing :



  • Direcly Routing

Gambar Topologi


Pertama, kita buat jaringan di atas dengan packet tracer
Next, liat warna pada port router. warna merah ?? itu artinya pro tsb shutdown(koid). trus ?? ya lo nyalain dong... caranya ?? nih gua kasih commandnya.

Pada R1
R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#interface FastEthernet 0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#interface Serial 0/0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#endUlangin cara di atas pada R2

Next, kita cek koneksi.
PC1 pasti bisa ping ke R1
PC2 pasti bisa ping ke R2
Nah kalo dari PC1 ping ke PC2 mau nggak ??
ok kita tes aja...

Looks like it's failed....
Kesimpulannya metode Directly Routing hanya bisa di berfungsi jika jaringan yang digunakan sama (satu).
Dynamic Routing

Gambar Topologi

  • First, Buat Jaringan berdasarkan topologi di atas
Next, Configurasi RIP pada R3 dan R4

~Setting RIP R3
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#router RIP
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#network 192.168.3.0
R2(config-router)#network 192.168.7.0
R2(config-router)#end

~Setting RIP R4
R4>enable
R4#configure terminal
R4(config)#router RIP
R4(config-router)#network 192.168.5.0
R4(config-router)#network 192.168.6.0
R4(config-router)#network 192.168.7.0
R4(config-router)#end

  • Agar R2 bisa mencapai jaringan R1 maka di perlukan adanya Static Route

~Setting Static Route pada R2
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
R2(config)#end

Cek ping dari R3 ke PC1



  • Static Routing

Gambar Topologi
  • Pertama, Setting Static Route pada R3

R3>enable
R3#configure terminal
R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1
R3(config)#end

test ping dari R3 ke PC1

disini kita akan mengalami kegagalan, itu karena tidak ada route pada R1 untuk sampai ke R3
untuk itu kita konfigurasi lagi R1 agar bisa sampai ke R3

R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/1
R1(config)#end

cek ping lagi dari R3 ke PC1

masih gagal juga, ternyata masih tidak ada route pada R2 untuk sampai ke jaringan R1 jadi setting lagi R2nya.

R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
R2(config)#end

cek sekali lagi, ping R3 ke PC1


kali ini berhasil kan.
itu karena jalur route dari R3 ke PC1 telah di atur menjadi Static routing.

Sekian, artikel tentang Routing kali ini. kurang lebihnya saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan.
By Achmad Syaifulloh (11615037)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;